Pengamen Di Gerbong Kereta Api
Tidak semua manusia
mendapatkan sebuah keberuntungan dalam hidupnya. Jika kita di berikan Tuhan
sebuah kehidupan yang mewah dan kecukupan, apakah kita masih peduli dengan
manusia yang ada di sekitar kita? Apakah kita sudah merasa bangga dengan apa
yang telah diberikan oleh Tuhan?
Potel
( nama panggilan) seorang anak laki laki yang menjadi salah satu contoh
cerminan bahwa tidak semua anak di Indonesia telah mendapat kehidupan yang
layak. Remaja yang baru berumur dua belas tahun ini sudah tidak tinggal
Sudah hampr 3 tahun lamanya
potel hidup, bernafas dan tidur diemperan stasiun Kereta Api
Pondok Ranji. Potel meninggalkan rumahnya karena orang tua yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan ekonomi keluargan dan anak anaknya, sehingga mengharuskan
potel berhenti sekolah dan meninggalkan rumah dengan alasan tidak mau
menyusahkan kedua orang tuanya.
Potel
memiliki dua orang adik, sehingga potel lebih memilih untuk mengalah tidak
bersekolah agar kedua adiknya dapat tetap bersekolah. Tetapi walau potel
tinggal di emperan Stasiun dia tidak merasa sendiri, karena banyak dari anak
anak yang mengalami hal yang sama seperti potel dan tinggal di emperan Stasiun.
Remaja
berkulit kecoklatan ini untuk menyambung nafas hidupnya potel menjadi pengamen
di dalam Kreta Api jurusan Pondok Ranji – Tanah Abang. Dengan bermodalkan gitar
Kecil dan terlihat sudah rapuh itu potel memetik dan mengalunkan nada nada
diiringi suara yang masih remaja dari gerbong ke gerbong dan meminta upah dari
penumpang. Walau upah yang diperoleh oleh potel tidak cukup dari hasil
mengamen, potel setelah mengamen menyapu gerbong kereta dari gerbong ke gerbong
bersama teman temannya mengharapkan uang dari penumpang yang merasa iba.
Itulah
keseharian potel untuk mencukupi rasa perut kelaparan yang terus menuntut
meminta sesuap nasi. Tetapi potel tetap semangat walau dia menjadi korban
kekejaman pemerintahan yang tidak pernah melihat ke bawah rakyatnya yang tidak
mendapatkan kesejahteraan. Walau potel putus sekolah tetapi potel memiliki
keahlian dalam bermain sepak bola. Potel sering diajak oleh sebuah club sepak
bola untuk mengikuti pertandingan. Dan sering menjadi kapten memenangkan juara
satu di Bali dengan membawa nama sekolah swasta yang berada di daerah Jombang.
Remaja
yang tetap bersemangat ini pernah juga diajak masuk rekaman vokal anak jalanan
bersama teman temannya namun terhenti kesempatan ini karena tak ada yang
mensponsori terbitnya lagu lagu karya anak jalanan. Ini adalah salah satu
protret kehidupan seorang anak remaja yang patut dibanggakan dengan prestasi
yang dia miliki, walau anak ini putus sekolah tetapi dia tetap berusaha agar
dipandang orang orang kalau anak jalanan bukanlah hal yang perlu ditakuti atau
di hindari, namun dirangkul dan dibina agar terarah. Ini menjadi sebuah pukulan
bagi para Petinggi Negara yang berjanji janji ingin menyejahterakan rakyatnya
namun belum terbukti. Mana janji mulut manismu penguasa? Dimana engkau ketika
rakyat membutuhkan dan menagih semua janjimu?
(Rr.Dian
kusumo Hapsari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar