Sabtu, 02 Juni 2012

Menyusuri Gerbong Kereta Api, Demi sesuap nasi


Pengamen Di Gerbong Kereta Api


Tidak semua manusia mendapatkan sebuah keberuntungan dalam hidupnya. Jika kita di berikan Tuhan sebuah kehidupan yang mewah dan kecukupan, apakah kita masih peduli dengan manusia yang ada di sekitar kita? Apakah kita sudah merasa bangga dengan apa yang telah diberikan oleh Tuhan?



Potel ( nama panggilan) seorang anak laki laki yang menjadi salah satu contoh cerminan bahwa tidak semua anak di Indonesia telah mendapat kehidupan yang layak. Remaja yang baru berumur dua belas tahun ini sudah tidak tinggal
Sudah hampr 3 tahun lamanya potel hidup, bernafas dan tidur diemperan stasiun Kereta Api Pondok Ranji. Potel meninggalkan rumahnya karena orang tua yang tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluargan dan anak anaknya, sehingga mengharuskan potel berhenti sekolah dan meninggalkan rumah dengan alasan tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya.
Potel memiliki dua orang adik, sehingga potel lebih memilih untuk mengalah tidak bersekolah agar kedua adiknya dapat tetap bersekolah. Tetapi walau potel tinggal di emperan Stasiun dia tidak merasa sendiri, karena banyak dari anak anak yang mengalami hal yang sama seperti potel dan tinggal di emperan Stasiun.
Remaja berkulit kecoklatan ini untuk menyambung nafas hidupnya potel menjadi pengamen di dalam Kreta Api jurusan Pondok Ranji – Tanah Abang. Dengan bermodalkan gitar Kecil dan terlihat sudah rapuh itu potel memetik dan mengalunkan nada nada diiringi suara yang masih remaja dari gerbong ke gerbong dan meminta upah dari penumpang. Walau upah yang diperoleh oleh potel tidak cukup dari hasil mengamen, potel setelah mengamen menyapu gerbong kereta dari gerbong ke gerbong bersama teman temannya mengharapkan uang dari penumpang yang merasa iba.
Itulah keseharian potel untuk mencukupi rasa perut kelaparan yang terus menuntut meminta sesuap nasi. Tetapi potel tetap semangat walau dia menjadi korban kekejaman pemerintahan yang tidak pernah melihat ke bawah rakyatnya yang tidak mendapatkan kesejahteraan. Walau potel putus sekolah tetapi potel memiliki keahlian dalam bermain sepak bola. Potel sering diajak oleh sebuah club sepak bola untuk mengikuti pertandingan. Dan sering menjadi kapten memenangkan juara satu di Bali dengan membawa nama sekolah swasta yang berada di daerah Jombang.
Remaja yang tetap bersemangat ini pernah juga diajak masuk rekaman vokal anak jalanan bersama teman temannya namun terhenti kesempatan ini karena tak ada yang mensponsori terbitnya lagu lagu karya anak jalanan. Ini adalah salah satu protret kehidupan seorang anak remaja yang patut dibanggakan dengan prestasi yang dia miliki, walau anak ini putus sekolah tetapi dia tetap berusaha agar dipandang orang orang kalau anak jalanan bukanlah hal yang perlu ditakuti atau di hindari, namun dirangkul dan dibina agar terarah. Ini menjadi sebuah pukulan bagi para Petinggi Negara yang berjanji janji ingin menyejahterakan rakyatnya namun belum terbukti. Mana janji mulut manismu penguasa? Dimana engkau ketika rakyat membutuhkan dan menagih semua janjimu?
(Rr.Dian kusumo Hapsari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar