Foto Ilustrasi |
Kisah tentang anak jalanan bukan pemandang yang asing atu
bahkan kita dengar di Ibu Kota Indonesia ini. Beberapa dari masyarakat Jakarta,
merasa iba dan kasihan dengan pengamen, pengemis dan anak anak yang hidup
dijalanan, tetapi tidak sedikit juga yang merasa tidak peduli dengan kehidupan
anak jalanan, pengamen, dan pengemis di Jakarta.
Seperti di daerah Jatinegara, Jakarta Pusat. Terdapat sekumpulan
anak jalanan yang kira kira berusia 8 tahun, sedang mengamen di lampu merah, Nampak
dari kejauhan kegitan yang dilakukan oleh anak jalanan ini di awasi oleh orang
dewasa yang menunggu dibawah jembatan untuk menerima hasil dari anak anak
jalanan ini. Hal ini sungguh pemandangan yang menyedihkan di Ibu Kota Indonesia
ini. Dan bukan hanya itu saja, orang orang dewasa yang malas bekerja, dengan
hanya bermodalkan membawa atau menggendong seorang anak kecil untuk mendapat
belas kasihan dari pengendara pengendara mobil dan memeberikan uang kepadanya. Hal
ini bukan sesuatu hal yang asing dalam pemandangan di Jakarta.
Seperti yang
mungkin sudah diduga banyak orang, para pengemis dan pengamen anak ini sudah
melupakan pendidikan. Sebenarnya ada kesempatan untuk sekolah, tapi kemauan
mereka yang sudah lenyap. Ketua LSM (lembaga swadaya masyarakat) SWARA, Endang
Mintarja, yang bergiat untuk anak-anak jalanan di sekitar Jakarta Timur
menyebut kondisi ini sebagai titik “aman” orang tua. Maksudnya, orang tua memang
sengaja membiarkan anak-anaknya mengemis dan mengamen di jalanan. “Kenapa
dibiarkan? Karena mereka juga mengambil keuntungan dari situ,” katanya. Lalu
mengenai pendidikan, beberapa tahun ke belakang Endang dan beberapa timnya
memberikan ke*sempatan kepada anak-anak ini untuk sekolah. Masalah biaya SWARA
akan berusaha membantu.
Namun kenyataannya
tak banyak orang tua dan anak-anak yang tertarik dengan program ini. Mereka
lebih senang di jalanan ketimbang harus duduk dan belajar di sekolah. Endang
bahkan sudah mengalokasikan uang bagi anak-anak yang mau belajar. Mi*salnya,
setiap hari Jumat dan Sabtu SWARA mengundang anak-anak jalanan untuk belajar di
kantor SWARA di bilangan Prumpung. Bagi anak yang hadir akan diberikan uang
sebesar Rp10 ribu. “Uang itu hitung-hitung sebagai ganti rugi mereka mengamen
dan mengemis,” tuturnya.
By : Dian Kusumo Hapsari
By : Dian Kusumo Hapsari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar